Mal adalah jenis dari
pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu
yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga
berada di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk
arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi
tiga lantai contohnya Mall Puri Indah.
Di dalam sebuah mal,
penyewa besar (anchor tenant) lebih dari satu (banyak). Seperti jenis pusat
perbelanjaan lain seperti toko serba ada untuk masuk di dalamnya. Contoh dari
sebuah standar mal adalah Cinere Mal , Blok M Mal dan Mall Puri Indah.
Jika ditinjau dari
lokasi, mal sebenarnya diperuntukkan berada di dekat lokasi perumahan. Karena
itulah bangunan mal melebar, karena dalam pada umumnya lokasi yang dekat
perumahan ini, harga tanah relatif lebih murah daripada pembangunan sebuah
plaza, yang berada di lokasi pusat kota.
Pilihan lokasi
merupakan faktor bersaing dalam usaha menarik pelanggan. Perusahaan-perusahaan
menggunakan aneka ragam metode untuk menentukan lokasi, termasuk perhitungan
transportasi, penelitian yang didasarkan pada kebiasaan belanja pelanggan,
metode analisis lokasi, dan sebagainya. Kotler (1994:96) mengartikan lokasi
sebagai segala hal yang menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen
sasaran. Sedangkan Effendy (1996:34) berpendapat bahwa yang perlu mendapat
perhatian dalam hal lokasi ini meliputi banyak hal (saluran distribusi,
persediaan dan transport) termasuk didalamnya tempat perusahaan beroperasi,
berproduksi maupun cara penyampaian barang dari produsen kepada konsumen.,
Manfaat untuk
Masyarakat :
Ø Mall adalah tempat belanja yang
lengkap, nyaman, praktis, dan juga relatif aman. Rasanya di mall, kita bisa
nyari apa yang dibutuhkan, apalagi kalau di mall tersebut ada hyprmarket
seperti Carrefour atau HyperMart. Walaupun mungkin harga barang-barang agak
mahal, tetapi mungkin itu adalah harga yang dibayarkan untuk kenyamanan,
kepraktisan, dan sebagainya.
Ø Kemungkinan mall adalah sebuah
identitas. Jika sudah belanja di mall, walaupun beli satu atau dua barang,
rasanya gengsi sudah naik. Kalau sudah mampu belanja di mal, berarti ada suatu
peningkatan identitas.
Ø Masyarakat urban mall adalah tempat
rekreasi. Kita bisa menghabiskan waktu nongkrong di cafe yang disukai sambil nyantai
menikmati suasana (seperti saya lagi nulis postingini).
Apalagi kalau di mall itu ada tempat mainan anak-anak serta bioskop. Jadilah
mall sebuah lokasi rekreasi yang instan buat masyarakat urban.
Ø Mall bisa jadi juga sebuah melting
point, terutama buat para yuppies (young urban professionals).
Berbagai rapat bisnis bisa berpindah ke mall jika diperlukan, bahkan dalam
suasana non-formal, dan habis itu dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi.
Sumber : #Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar